Sewing Training – Making Dolls

2019 Arts&Culture Program

Artist
Jongin Park, Hyemin Park

Date

2019.07.18 ~ 07.22

Place
Kriyan Village, Kota Cirebon, Indonesia

Effect
Children in RW17, an underdeveloped village mainly inhabited by low-income families, do not have many toys, so participants in the Batik workshop who are raising children asked to make children’s toys. We prepared various doll patterns and leftover pieces of cloth, and held a hand sewing workshop considering the local situation where the sewing machine is unfamiliar with the sewing machine and the various age groups from teenagers to 60s. Also, used the remaining dyeing fabrics at the Batik workshop.

Korean-Indonesian food exchange

2018 Arts&Culture Program

Artist
Yongsun Yoo 

Date

2018.10.15

Place
Kriyan Village, Kota Cirebon, Indonesia

Effect
Batik Story participant Ningram and Yoo Yong-sun, who participated as a painter and culture and art instructor, provided an opportunity to understand each other’s culture in the process of making and sharing Indonesian-Korean food together.

[KOMPAS] Kriyan Batik, from Cocoon to Butterfly

Covid-19 pandemic is a time for cocooning oneself with creation. Later, when the butterfly emerges, many people can enjoy its beauty. This is the how the craftsmen of Batik Story Kriyan (BSK) have been facing the coronavirus health emergency that has hit almost all sectors of the economy, including the batik industry.

The Covid-19 pandemic hit the country just as Batik Story Kriyan (BSK) turned 2. Its plans to exhibit at many batik festivals had to be cancelled. However, the organization founded in Cirebon, West Java, with the assistance of the Korea Arts and Culture Education Service (KACES), was not discouraged.(click📰)

[KOMPAS] Batik Kriyan, dari Kepompong Menuju Kupu-kupu

Pandemi Covid-19 adalah masa menjadi kepompong, menyelimuti diri dengan karya. Kelak, ketika menjelma kupu-kupu, banyak orang menikmati keindahannya. Beginilah cara perajin Batik Story Kriyan menghadapi wabah yang menghantam hampir semua sektor, termasuk industri batik.

Ketika usia Batik Story Kriyan (BSK) baru dua tahun, pandemi Covid-19 datang. Berbagai rencana pameran hingga festival batik batal. Namun, organisasi asal Kota Cirebon, Jawa Barat, yang terbentuk atas bantuan Korea Arts and Culture Education Service (KACES) ini tidak patah semangat.(click📰)

[Radarcirebon] Perajin Batik Kriyan Ciptakan Motif Daun Jati

CIREBON – Perajin pusat pelatihan batik di Batik Story Kriyan Kota Cirebon kembali menciptakan motif baru yang memiliki nilai filosofi tersendiri.

Motif batik tersebut yakni daun jati. Dipilihnya daun jati sebagai motif batik, bertujuan agar masyarakat mengingat Sunan Gunung Jati sebagai tokoh penting di Cirebon.

“Kalau motif sengaja saya angkat daun jati dengan corak yang bervariasi. Kenapa daun jati, karena untuk mengingatkan masyarakat pertama kali Sunan Gunung Jati datang ke tanah Cirebon untuk syiar Islam,” ujar Fery Sugeng Santoso, pelatih batik di Batik Story Kriyan kepada radarcirebon.com.

Fery menuturkan, tambahan motif lainnya di Batik Story Kriyan sebagi simbol persatuan dalam banyak perbedaan.

“Motif batik batu yang berhasil dibuat para perajin Batik Story Kriyan diharapkan bisa disukai dan diterima oleh masyarakat Kota Cirebon, umumnya Ciayumajakuning,” pungkasnya. (rdh)

Fery Sugeng Santoso, pelatih batik di Batik Story Kriyan menunjukkan batik motif baru. FOTO: DEDI HARYADI/RADARCIREBON.COM(click📰)

[KOMPAS] Batik Story Kriyan dengan Pewarna Alam

Perajin Batik Story Kriyan menggelar makan bersama untuk merayakan Hari Batik Nasional, Jumat (2/10/2020), di RW 017 Kriyan, Kelurahan Pegambiran, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Jawa Barat. Meskipun pandemi Covid-19, perajin yang merupakan ibu rumah tangga hingga anak putus sekolah ini tetap berkarya. (click📰)

[SINDINEWS] Batik Kriyan Cirebon, Ragam Motifnya Semakin Diminati Semua Kalangan

CIREBON – Eksistensi geliat batik Kriyan asal Cirebon, Jawa Barat, terus berkembang dan makin diminati masyarakat luas.

Di momentum Hari Batik Nasional, batik Kriyan terus bertranformasi menjadi batik unggulan yang memiliki ciri khas pewarna alam.

Momentum Hari Batik Nasional 2 Oktober 2020, menjadi kebangkitan batik Kriyan Cirebon yang baru berusia 3 tahun untuk terus eksis dikenal dunia.

Menurut salah satu pengrajin batik kriyan Fery Sugeng Santoso, geliat Batik Kriyan bertransformasi menjadi batik yang memiliki ciri khas tersendiri dari segi pewarnaan menggunakan pewarna alam, seperti warna dari bunga dilem, akar wangi, kayu secang, tageran hingga jolawe.

Tidak hanya pada warna batik, motif Batik Kriyan juga mengangkat motif daun jati yang memiliki filosofi mengenang sunan gunungjati dalam syiar agama islam di Pulau jawa. 

“Kekayaan motif batik di Cirebon dikombinasikan dengan motif lainnya seperti batik motif corona, dan aksesn motif mega mendung,” katanya. 

Ditambahkan dia, pemasaran batik Kriyan Kota Cirebon saat ini perlahan meningkat dari pasar lokal hingga internasional. Pengrajin batik berbarap batik yang kini ditetapkan sebagai warisan budaya indonesia oleh Unesco terus lestari dan semakin dicintai banyak masyarakat di Indonesia dan dunia.(click📰)

[Radarcirebon] Kampung Batik Kriyan Cirebon Perlu Dukungan Pemerintah

CIREBON – Di masa pandemi Covid-19 saat ini, pemasaran batik hasil karya di tempat pelatihan batik Kampung Kriyan Barat, Kota Cirebon, perlu dukungan pemerintah. Seperti dukungan dalam sarana promosi produk.

Pasalnya, batik yang dihasilkan oleh para peserta pelatihan di Kampung Batik Kriyan tersebut belum bisa dipasarkan secara luas.

Minimnya ruang sarana promosi menjadi salah satu kendalan selama ini. Sehingga untuk mendorong pemasarannya perlu adanya dukungan promosi dari Pemerintah Kota Cirebon.

“Bukan hanya alat dan pelatihan membatik saja, Pemerintah Kota Cirebon seharusnya juga memberikan pelatihan tentang pemasarannya dan promosi. Kita memiliki harapan yang sangat tinggi, produk batik Kriyan ini dibeli bukan berdasarkan karena belas kasihan, tapi dibeli karena kualitas yang baik dan layak untuk dipakai,” ujar Feri Sugeng Santoso, pelatih batik story di Kampung Batik Kriyan kepada radarcirebon.com, Jumat (2/10).

Feri juga menuturkan, program Kampung Batik Kriyan yang semula dicanangkan Pemkot Cirebon masih jalan di tempat.

“Kami berharap ke depan, kampung Kriyan Barat ini tercipta menjadi Kampung Batik. Artinya di kampung Kriyan ini akan bermunculan home industri batik mulai menjual bahan bakunya, mengelola limbah batiknya. Jadi bukan hanya menjual produk batiknya saja. Selama ini tidak ada follow up dari Pemkot Cirebon setelah Kampung Kriyan Barat ini dicanangkan sebagi kampung batik Kota Cirebon,” tuturnya.

Di tempat yang sama, Sekertaris Batik Story, Euis mengungkapkan, dirinya bersama perajin lainnya terus berinovasi dengan membuat batik bertemakan Corona dan dipasarkan melalui media sosial.

“Melalui medsos, batik motif Corona yang kami buat dibeli oleh seorang warga negara asing (WNA) Bosnia yang sedang tinggal di Indonesia, tepatnya di Bogor,” ungkap Euis. (rdh) (click📰)